SURABAYA, PustakaJC.co - Blambangan adalah sebuah kisah sejarah yang memikat dari masa lampau. Berada di ujung timur Pulau Jawa, wilayah ini dulunya merupakan kerajaan Hindu terakhir yang memiliki pengaruh kuat di Nusantara.
Wilayah kekuasaannya mencakup dari Lumajang hingga Panarukan dan dikenal memiliki posisi strategis karena dikelilingi lautan serta memiliki pelabuhan penting seperti Panarukan yang menjadi pusat aktivitas perdagangan rempah-rempah.
Pada masa keemasannya, Blambangan merupakan bagian dari Kerajaan Majapahit. Namun, proses penaklukannya tidaklah mudah. Raden Wijaya, pendiri Majapahit, harus menghadapi perlawanan sengit dari Adipati Wiraraja, penguasa Blambangan saat itu. Meski akhirnya berada di bawah bayang-bayang Majapahit, Blambangan tetap mempertahankan status otonomnya dalam beberapa periode.
Seperti yang dilansir dari laman sketsanusantara.id, Blambangan kemudian menjadi tempat pelarian raja Majapahit terakhir, Kertabumi, setelah jatuhnya Trowulan. Dari sini, berdirilah Kerajaan Blambangan yang dipimpin oleh Lembu Miranda, putra Brawijaya. Inilah awal dari era baru Blambangan sebagai kerajaan mandiri.
Masuk ke abad ke-16, Blambangan di bawah Bima Koncar menghadapi tekanan dari kerajaan-kerajaan Islam yang sedang bangkit, seperti Demak. Meskipun kerap diserang, kerajaan ini masih mampu mempertahankan kedaulatannya.
Namun, pada 1638, Mataram yang tengah memperluas wilayah kekuasaannya akhirnya berhasil menguasai Blambangan. Meski begitu, dalam beberapa periode Blambangan masih sempat meraih kemerdekaan kembali.
Pada akhir abad ke-17, pengaruh VOC Belanda mulai terasa di Blambangan. Walaupun kekuasaan Belanda belum sepenuhnya dominan, gejolak politik dalam negeri dan perlawanan rakyat, seperti yang dipimpin oleh Pangeran Wilis pada 1768, memperlihatkan bahwa semangat perlawanan masih ada. Namun setelah itu, Blambangan benar-benar jatuh ke tangan kolonial Belanda.
Kini, wilayah yang dulu bernama Blambangan telah menjadi bagian dari Kabupaten Banyuwangi. Sejarah panjang kerajaan ini menjadi jejak penting dari peradaban Hindu terakhir yang berjaya di Pulau Jawa. (nov)