SURABAYA, PustakaJC.co - Pabrik Gula Pangka merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang didirikan pada masa pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1832. Pabrik ini berdiri di atas lahan seluas 2.975 hektar dan berlokasi di Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Sebagai aset bersejarah yang berusia hampir dua abad, Pabrik Gula Pangka tetap beroperasi hingga saat ini, meskipun kapasitas produksinya tidak sebesar dulu. Keunikan lainnya, bentuk arsitektur bangunan ini masih terjaga sejak pertama kali dibangun.
Pada awalnya, Pabrik Gula Pangka dimiliki oleh perusahaan swasta Belanda, NV Mitjot Exploitatie Dert Suiker Fabrieken, serta dikelola oleh NV KOSY dan SUCIER yang berkantor di Surakarta, Jawa Tengah.
Pegawai pabrik ini pada awalnya terdiri dari tenaga kerja Belanda sebagai staf dan pekerja pribumi yang dipekerjakan dengan sistem kerja paksa. Sebelum adanya jalur kereta api, pengangkutan tebu dari kebun ke pabrik dilakukan melalui sungai menggunakan perahu. Setelah rel kereta api dibangun, tebu diangkut menggunakan kereta.
Pabrik ini memiliki sembilan stasiun utama dalam operasionalnya, yaitu Stasiun Ketelan, Pemurnian, Nira (Air Tebu), Penguapan, Masakan, Pendingin, Besali (Bengkel), Puteran, dan Listrik.
Pabrik Gula Pangka mengalami masa kejayaan hingga tahun 1930-an. Namun, ketika krisis ekonomi global terjadi pada tahun 1933, pabrik ini juga terkena dampaknya. Harga gula dunia yang tidak stabil mengakibatkan produksi harus dikurangi.
Saat pendudukan Jepang, banyak pabrik gula di Nusantara yang dihancurkan, tetapi Pabrik Gula Pangka berhasil bertahan. Dari sekitar 179 pabrik gula di Pulau Jawa pada masa Hindia Belanda, jumlahnya menyusut menjadi hanya 49 pabrik selama pendudukan Jepang.
Setelah Indonesia merdeka, pabrik-pabrik gula yang masih beroperasi kemudian dikelola oleh Perusahaan Perkebunan Republik Indonesia di bawah Perusahaan Terbatas Perkebunan Nusantara. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 86 Tahun 1958, kepemilikan Pabrik Gula Pangka beralih kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Bangunan pabrik tetap dipertahankan tanpa perubahan besar karena alasan biaya yang tinggi. Hingga kini, meskipun telah berusia ratusan tahun, bangunan pabrik tetap kokoh dan hanya membutuhkan perawatan rutin.
Sisa-sisa kejayaan Pabrik Gula Pangka masih dapat dinikmati hingga saat ini. Jika tertarik mengunjungi pabrik ini, pengunjung bisa berkeliling kompleks pabrik menggunakan kereta antik (Loco Antik), yang menjadi daya tarik tersendiri. Pengalaman ini tentu menawarkan nuansa perjalanan sejarah yang unik dan menarik! (nov)