Wisata

Keunikan Tradisi Ramadan di Berbagai Negara

Keunikan Tradisi Ramadan di Berbagai Negara
Keunikan Tradisi Ramadan di Berbagai Negara (dok tempo)

SURABAYA, PustakaJC.co - Bulan Ramadan bukan hanya tentang ibadah dan menahan diri dari makan serta minum, tetapi juga menjadi momen yang dipenuhi dengan berbagai tradisi khas di setiap negara. Di berbagai belahan dunia, umat Muslim memiliki cara unik untuk merayakan dan menyemarakkan bulan suci ini.

 

Dari lentera warna-warni di Mesir hingga permainan seru di Irak, setiap tradisi mencerminkan kekayaan budaya dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat. Berikut beberapa tradisi Ramadan yang menarik dan penuh makna di berbagai negara:

 

1. Lentera Fanous di Mesir
Di Mesir, Ramadan disambut dengan tradisi fanous, yaitu lentera berwarna-warni yang menjadi simbol kebersamaan dan kebahagiaan selama bulan suci. Meskipun lebih bersifat budaya daripada religius, tradisi ini memiliki makna spiritual yang mendalam.

 

 Salah satu kisah yang terkenal menyebutkan bahwa fanous pertama kali digunakan saat masyarakat Mesir menyambut kedatangan Khalifah Al-Mu’izz li-Din Allah ke Kairo pada hari pertama Ramadan di era Dinasti Fatimiyah.

 

2. Dentuman Meriam di Bosnia dan Herzegovina
Di Bosnia dan Herzegovina, masyarakat memiliki tradisi Ramadan yang unik, yaitu penembakan meriam sebelum waktu berbuka puasa. Meriam yang digunakan bukanlah sembarang meriam, melainkan meriam kuno yang telah diwariskan secara turun-temurun dan telah digunakan selama berabad-abad.

 

Banyak warga yang berkumpul untuk menyaksikan tradisi ini sambil berpiknik. Saat suara meriam menggema, masyarakat sering menyambutnya dengan sorak-sorai kegembiraan.

 

3. Chaand Raat di Asia Selatan (Bangladesh, India, Pakistan)
Pada malam terakhir Ramadan, yang dikenal sebagai Chaand Raat atau "malam bulan", masyarakat di India, Pakistan, dan Bangladesh merayakannya dengan penuh antusiasme. Malam sebelum Idul Fitri ini ditandai dengan berbagi makanan manis bersama keluarga dan teman.

 

Para perempuan biasanya berbondong-bondong mengunjungi kios henna dan toko perhiasan untuk membeli gelang serasi dan menghias tangan mereka dengan motif henna yang indah. Tradisi ini menjadi bagian tak terpisahkan dari Ramadan di Asia Selatan.

 

4. Permainan Mheibes di Irak
Di Irak, setelah berbuka puasa, masyarakat sering berkumpul untuk memainkan permainan tradisional yang disebut Mheibes. Permainan ini umumnya dimainkan oleh laki-laki dalam kelompok besar yang terdiri dari 40 hingga 250 orang.

 

Permainan ini melibatkan strategi dan ketangkasan dalam menyembunyikan sebuah cincin (Mheibes). Salah satu tim harus menyembunyikan cincin tersebut, sementara lawannya harus menebak siapa yang memilikinya hanya dengan mengamati gerak-gerik tubuh mereka.

 

5. Haq al Laila di Uni Emirat Arab
Di Uni Emirat Arab, terdapat tradisi Haq al Laila yang mirip dengan "trick or treat" dalam budaya Barat. Tradisi ini dilakukan pada tanggal 15 Sya’ban, di mana anak-anak berkeliling di lingkungan mereka untuk mengumpulkan permen dan kacang-kacangan dalam tas yang disebut kharyta. Sambil berjalan, mereka juga menyanyikan lagu-lagu tradisional dengan penuh semangat.

 

6. Nafar di Maroko
Di Maroko, selama bulan Ramadan, terdapat kelompok yang disebut nafar yang bertugas membangunkan masyarakat untuk sahur. Para nafar mengenakan pakaian tradisional seperti gandora, sandal, dan topi, lalu berkeliling kota sambil meniup terompet khas mereka. Tradisi ini berasal dari Timur Tengah dan telah berlangsung sejak abad ke-7.

 

7. Lagu Balada oleh Muslim Roma di Albania
Di Albania, komunitas Muslim Roma yang memiliki akar sejarah dari Kekaisaran Ottoman, merayakan awal dan akhir puasa dengan menyanyikan lagu-lagu balada tradisional. Mereka menggunakan alat musik lodra, yaitu drum silinder berlapis kulit domba atau kambing.

 

Sebagai bagian dari tradisi berbuka puasa, keluarga Muslim di Albania sering mengundang mereka ke rumah untuk memainkan musik khas mereka.

 

Setiap negara memiliki cara unik dalam menyambut dan menjalani bulan Ramadan, mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi.(nov)

 

Baca Juga : Gua Mistis di Papua: Tempat Ribuan Tentara Jepang Menghilang
Bagikan :