Wisata

Gua Mistis di Papua: Tempat Ribuan Tentara Jepang Menghilang

Gua Mistis di Papua: Tempat Ribuan Tentara Jepang Menghilang
Gua Mistis di Papua: Tempat Ribuan Tentara Jepang Menghilang (dok tribunpapua)

SURABAYA, PustakaJC.co - Di Papua, selain menikmati keindahan alamnya yang luar biasa, traveler juga bisa mengunjungi situs bersejarah di Biak. Tempat ini menjadi saksi bisu Perang Dunia II, menyimpan cerita kelam sekaligus nuansa mistis yang kuat.

 

Terletak di Kabupaten Biak Numfor, Papua, terdapat dua gua yang dulunya digunakan sebagai tempat persembunyian pasukan Jepang, yaitu Gua Binsari dan Gua Jepang Lima Kamar. Pada tahun 1944, pasukan Sekutu di bawah pimpinan Jenderal Douglas MacArthur membombardir area ini, mengakibatkan lebih dari 6.000 tentara Jepang terkubur hidup-hidup di dalam gua.

 

Nama "Binsari" sendiri berasal dari kata yang berarti "perempuan tua," merujuk pada sosok warga lokal yang menjaga gua ini sejak tahun 1989. Gua Binsari bahkan memiliki jalur yang terhubung langsung ke Gua Jepang Lima Kamar yang terletak di tepi Samudera Pasifik.

 

Sejak tahun 1980-an, penggalian dilakukan untuk menemukan jasad tentara yang terkubur. Hingga tahun 2012, sekitar seribu kerangka telah ditemukan. Selama proses penggalian, warga sekitar sering mengalami kejadian mistis, seperti suara langkah tentara yang berbaris atau penampakan sosok berseragam putih.

 

Di sekitar gua, traveler dapat melihat peninggalan perang seperti amunisi, senjata, granat, topi, botol minuman, dan pakaian tentara. Tulang belulang yang ditemukan disimpan dalam kotak besi, sementara sebagian lainnya telah dikembalikan ke Jepang.

 

Untuk memasuki Gua Binsari, pengunjung harus menuruni ratusan anak tangga yang telah dilengkapi pegangan kayu oleh pemerintah setempat. Selain itu, terdapat dua lubang besar berbentuk sumur dengan diameter 10 meter dan kedalaman sekitar 20 meter.

 

Tak jauh dari gua, sekitar 2 km, terdapat Monumen Perang Dunia II. Monumen ini dibangun sebagai penghormatan bagi tentara Jepang yang gugur, dengan desain minimalis khas Jepang, kursi batu, serta prasasti dalam tiga bahasa Jepang, Inggris, dan Indonesia yang mengingatkan umat manusia akan dampak buruk perang.

 

Gua Jepang Lima Kamar, lokasi lain yang juga menjadi tempat perlindungan tentara Jepang, memiliki lorong sepanjang 10 meter yang berisi kaleng-kaleng besi tempat penyimpanan tulang belulang tentara. Pengunjung juga bisa melihat berbagai benda peninggalan perang yang ditinggalkan oleh keluarga para tentara Jepang sebagai penghormatan terakhir.

 

Selain traveler, situs ini juga sering dikunjungi oleh ahli forensik yang terus melakukan penelitian serta keluarga tentara Jepang yang datang untuk berziarah dan meminta maaf kepada penduduk Biak atas peristiwa masa lalu. (nov)

Baca Juga : 7 Fakta Menarik tentang Gunung Carstensz, Puncak Tertinggi di Indonesia
Bagikan :