Wisata

Desa Trunyan: Tradisi Unik Pemakaman di Bawah Pohon Taru Menyan

Desa Trunyan: Tradisi Unik Pemakaman di Bawah Pohon Taru Menyan
Desa Trunyan: Tradisi Unik Pemakaman di Bawah Pohon Taru Menyan (dok istock)

 

Asal Usul Desa Trunyan dan Pohon Taru Menyan

Menurut cerita rakyat, nama Trunyan berasal dari kata taru yang berarti pohon dan menyan yang berarti harum. Legenda menyebutkan bahwa aroma pohon ini tercium hingga Pulau Jawa, menarik perhatian empat saudara yang akhirnya melakukan perjalanan ke Bali.

 

Saudara tertua yang menemukan pohon Taru Menyan memutuskan untuk menetap di area tersebut. Ia menikahi seorang gadis cantik dan menjadi raja pertama di Desa Trunyan. Sebagai bentuk pelestarian tradisi, ia memerintahkan jenazah warganya untuk tidak dikuburkan melainkan diletakkan di bawah pohon tersebut, agar aroma harum pohon dapat menyamarkan bau jenazah.

 

Cara Menuju Desa Trunyan

Desa Trunyan berada di Kintamani, Bangli, di sisi timur Danau Batur. Perjalanan ke desa ini memakan waktu sekitar dua jam dari pusat kota Bali. Dari Kintamani, pengunjung dapat menempuh perjalanan darat sekitar 40 menit melalui Jalan Raya Penelokan. Setelah tiba di tepian Danau Batur, perjalanan dilanjutkan dengan perahu untuk mencapai lokasi pemakaman.

 

Baca Juga : Bukit Kayoe Putih: Pesona Alam Mojokerto dengan Sunset Menakjubkan
Bagikan :