Wisata

Jalan Raya Daendels: Sejarah Kelam dan Dampaknya bagi Jawa

Jalan Raya Daendels: Sejarah Kelam dan Dampaknya bagi Jawa
Jalan Raya Daendels: Sejarah Kelam dan Dampaknya bagi Jawa (dok kompasiana)

SURABAYA, PustakaJC.co - Jalan Raya Daendels, juga dikenal sebagai Jalan Pos, merupakan jalan raya pertama yang dibangun di Indonesia dengan panjang mencapai 1.000 km, menghubungkan Anyer, Banten hingga Panarukan, Jawa Timur. Pembangunan jalan ini memiliki sejarah yang erat dengan perjuangan bangsa Indonesia pada masa penjajahan Belanda.

 

Dilansir dari laman inilah.com, jalan ini pertama kali diusulkan oleh Herman Willem Daendels, seorang pengikut setia Napoleon Bonaparte yang diangkat oleh Raja Belanda, Louis Napoleon, sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tahun 1808.

 

Daendels diminta untuk menjaga pulau Jawa dari serangan Inggris dan memperbaiki sistem administrasi di wilayah tersebut. Saat tiba di Batavia, Daendels mengamati kondisi jalanan yang ada dan merasa infrastruktur yang ada kurang memadai, baik untuk keperluan militer maupun ekonomi.

 

Ia kemudian memulai proyek pembangunan jalan raya dari Bogor ke Cirebon pada 29 April 1808 dan menyelesaikannya pada 25 Mei 1808, dengan hasil yang bisa dilalui oleh kereta kuda. Proyek ini kemudian dilanjutkan untuk membangun jalur sepanjang pesisir utara Pulau Jawa yang dikenal sebagai Jalur Pantura, dan selesai pada tahun 1810.

 

Namun, di balik kesuksesan pembangunan ini, terdapat catatan kelam terkait kondisi kerja paksa dan genosida terhadap masyarakat Jawa yang dilibatkan dalam proyek tersebut.

 

Banyak pekerja yang tewas, dan meskipun ada catatan sejarah yang mengaitkan peristiwa ini dengan kebijakan pemerintah kolonial Belanda, beberapa sejarawan seperti Asvi Warman Adam menyatakan bahwa narasi tersebut perlu diteliti lebih lanjut, karena banyak yang ditulis oleh lawan politik Daendels.

 

Selain sebagai infrastruktur pertahanan, Jalan Raya Pos juga memberikan dampak besar pada kondisi ekonomi dan kehidupan masyarakat Jawa. Jalan ini mempercepat perjalanan, yang sebelumnya memakan waktu berhari-hari, menjadi hanya lima hari antara Batavia dan Surabaya. Keberadaan jalan ini juga mendukung munculnya pasar dan toko-toko di sepanjang jalur yang memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat. (nov)

Baca Juga : Bandung, Surganya Belanja! Ini 6 Tempat Favorit Buat Kalap Shopping
Bagikan :