Wisata

Napak Tilas Yogyakarta Lewat Diorama

Napak Tilas Yogyakarta Lewat Diorama
Napak Tilas Yogyakarta Lewat Diorama (dok krjogja)

 

Fogscreen merupakan satu dari sekian pendekatan teknologi dalam mempresentasikan arsip di diorama. Di sejumlah segmen lain terdapat teknologi augmented reality hingga hologram. Melalui bantuan smartphone, augmented reality memungkinkan pengunjung melihat animasi dari setiap koleksi di diorama. Sementara hologram bisa membuat gambar manusia seakan hidup, termasuk tersenyum pada pengunjung. Ada pula replika rel kereta api yang sering menjadi spot foto para pengunjung.

 

Sejak dirilis pertama kali pada Februari 2022, pengunjung Diorama semakin ramai. Tujuan utamanya untuk mengenalkan sejarah Jogja dengan cara berbeda. “Dengan sentuhan teknologi bisa lebih menarik,” kata Kurniawan. “Keuntungan diorama yang berada di satu lantai, membuat pengunjung terjaga emosinya dari awal hingga akhir, seperti menonton film. Kalau berada di beda lantai, emosi atau mood tidak terjaga.”

 

Setiap segmen punya durasinya masing-masing. Saat pengunjung sudah harus berpindah ke segmen berikutnya, lampu ruangan tersebut akan padam. Sementara lampu ruangan untuk segmen berikutnya akan menyala. Begitu seterusnya hingga seluruh rangkaiannya selesai.

 

Pamor Diorama Arsip Jogja juga seakan semakin menyala. Jumlah pengunjung dari waktu ke waktu semakin bertambah. Di tahun pertama rilis, pengunjung gratis untuk masuk diorama dari Februari hingga November. Kepala Bidang Pengelolaan Arsip Statis DPAD DIY, Rakhmat Sutopo, mengatakan pada 2022, total pengunjung sebanyak 23.679 orang.

 

Berlanjut pada 2023, jumlah pengunjung 26.616 orang. Kunjungan itu menghasilkan pendapatan asli daerah sebesar Rp613,5 juta. Pada 2024, dari Januari hingga September, sudah ada 26.865 pengunjung. Pendapatan di angka Rp639,9 juta dari target Rp650 juta. “Luar biasa animo masyarakat.

Baca Juga : Tour de Banyuwangi Ijen Reborn Usai Empat Tahun Vakum, Begini HarapaN Pemprov Jatim
Bagikan :