Wisata

Wisata Agro Edukasi Imogiri, Tawarkan Pengalaman Jadi Petani

Wisata Agro Edukasi Imogiri, Tawarkan Pengalaman Jadi Petani
Dok dtk

YOGYAKARTA, PustakaJC.co - Wisata agro edukasi di Imogiri, Bantul, kini mulai dikembangkan oleh komunitas asal Sriharjo yang bernama Taruna Tani Hijaunya. Komunitas ini beranggotakan anak-anak petani di Sriharjo yang kerap membantu orang tuanya di ladang.

 

Ketua Taruna Tani Hijaunya Cinta, Anton mengatakan komunitas ini ingin membantu mengembangkan pertanian di Sriharjo, khususnya di Srikeminut, menjadi destinasi wisata.

 

"Akhirnya kita mulai membuka wisata agro edukasi terkait dengan pertanian, baik hortikultura, pertanian pangan, maupun konservasi tumbuhan," kata dia dilansir dari piknikjogja, Sabtu (28/9/2024) 

 

Wisata tersebut mengajak wisatawan menjajal sensasi menjadi petani atau peternak. Ada paket studi ceria dengan tarif per orang Rp 50 ribu dan minimal kuota 25 orang. Peserta akan diajak akan outbound pertanian, pengenalan pertanian, dan bercocok tanam.

 

Juga ada paket studi peternakan, per orang Rp 100 ribu dengan minimal kuota 25 orang. Peserta bakal mendapatkan pembelajaran ternak lebah, ternak domba, dan ternak maggot.

 

Selanjutnya ada paket studi teknologi pertanian, per orang Rp 120 ribu dengan minimal kuota 25 orang. Peserta akan mendapatkan pembelajaran terkait hidroponik, sistem modifikasi lrigasi, alat dan mesin pertanian (alsintan).

 

Seluruh peserta paket tersebut akan mendapatkan welcome snack and drink, fasilitator, makan, dan coffee break, property kegiatan, dan P3K. Untuk reservasinya bisa diakses lewat akun Instagram @tarunatani_hijaunyacinta.

 

"Jadi ketika ada wisatawan yang datang kita tawarkan paket kearifan lokal sini, mulai dari bercocok tanam, perawatan, penanggulangan hama dan ada satu misi juga yakni misi adopsi tumbuhan," ujar Anton.

 

"Tujuannya, tumbuhan-tumbuhan lokal atau ikan ketika tidak dipertahankan akan punah dan berganti dengan tumbuhan baru. Misalnya ikan, kita tabur benih ikan tapi malah ikannya bukan dari endemik situ dan malah menghilangkan ikan endemik lokal," sambung dia.

 

Anton bilang wisata tersebut masih sepi peminat. Dalam sebulan mereka baru mendapatkan satu rombongan wisata.

 

"Kalau agro wisata sudah berjalan tapi masih relatif sepi, baru sebulan sekali, dua bulan sekali. Kemarin terakhir ada rombongan pelajar, itu mereka seminggu live in di sini, mereka melakukan kegiatan bertani, beternak hingga hidroponik," ujarnya.

 

Menurutnya, semua itu karena masih minim masyarakat yang tahu akan destinasi wisata tersebut. Kini Anton menggandeng yayasan Dayasos untuk pelatihan konten di media sosial (medsos).

 

"Kalau bisa buat konten kan jadi banyak yang tahu komunitas kami, destinasi wisata di Sriharjo dan syukur-syukur kalau sudah jalan konten itu jadi pemasukan komunitas," imbuh Anton.

 

Kasi Kesejahteraan atau Ulu-ulu Kalurahan Sriharjo, Gotro Raharjo mengatakan Sriharjo memang terkenal dengan potensi wisata alam

 

"Destinasi wisata utama di Sriharjo itu ada di Srikeminut, itu perbukitan, lembah, dan pemandangan Sungai Oya," ujarnya.

 

Saat ini di Srikeminut terdapat greenhouse untuk mendukung wisata agro. Terbaru, juga ada pengembangan bibit dan varian tanaman yang dipelihara di greenhouse.

 

"Dan setelah tumbuh di greenhouse nanti kita tanam di luar," kata Gotro.

 

Gotro menambahkan, saat ini ada beberapa wilayah yang dikembangkan untuk pertanian dan peternakan dan sudah jalan. Seperti di sisi barat Srigading tengah mengembangkan lumbung Mataraman.

 

"Di sana ada varian pertanian yang dikembangkan dan di situ ada sentra peternakan sapi dan kambing," pungkas dia. (int) 

Baca Juga : Candi Prambanan, Awal Pendirian hingga Menjadi Situs Warisan Dunia
Bagikan :