Wisata

Makna 2 Rute Sumbu Filosofi Yogyakarta yang Jadi Warisan Dunia UNESCO

Makna 2 Rute Sumbu Filosofi Yogyakarta yang Jadi Warisan Dunia UNESCO
Dok jogjaistimewa

 

Makna 2 Rute Sumbu Filosofis Yogyakarta

1. Panggung Krapyak - Keraton - Tugu

Menurut laman Indonesia Travel milik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, konsep Panggung Krapyak menghadap ke utara menggambarkan perjalanan manusia semenjak dilahirkan, kemudian berproses menuju dewasa, lalu menikah, hingga kemudian memiliki anak. Hal ini disebut sebagai sangkan paraning dumadi.

 

Alun-alun Selatan Kraton menunjukan kondisi manusia yang telah mencapai kondisi pria dewasa, serta sudah berani meminang perempuan untuk dijadikan istri.

 

Dalam memberikan makna filosofi tersebut, Sultan Hamengku Buwono sampai melakukan meditasi. Meditasi ia lakukan di Bangsal Manguntur Tangkil Sitihinggil Keraton Yogyakarta.

 

2. Tugu - Keraton - Panggung Krapyak

Perjalanan dari Tugu Golong - Gilig ke arah selatan dimaknai sebagai perjalanan manusia menghadap Sang Pencipta (Tuhan). Hal ini disebut paraning dumadi.

 

Golong-Gilig menandai bersatunya cipta, rasa, dan karsa yang dilandasi kesucian hati (warna putih) melaluimargatama atau jalan menuju keutamaan. Selanjutnya adalah JalanMaliabara (JalanMalioboro) yang berarti penggunaan "obor" penerang, seperti ajaran para wali.

 

Jika berjalan ke arah selatan terdapat Jalan Margamulya yang berarti jalan menuju kemuliaan. Untuk menuju ke sana, manusia harus bisa mengusir (ngurak) nafsu-nafsu yang buruk. Karena itu jalan berikutnya dinamai Jalan Pangurakan.

 

Dari ujung jalan Pangurakan, di sebelah utara sampai masuk kedhaton akan melalui tujuh gapura atau pintu dan tujuh halaman. Hal ini melambangkan terdapat tujuh tangga menuju surga. (int) 

Baca Juga : Ini Rekomendasi Vibes Tempat Nyore di Jogja
Bagikan :