Wisata

Paregreg, Perang Antar Saudara yang Hancurkan Majapahit

Paregreg, Perang  Antar Saudara yang Hancurkan Majapahit
dok id sejarah

SURABAYA, PustakaJC.co - Perang Paregreg merupakan perang saudara yang telah terjadi antara 1404-1406 di Kerajaan Majapahit. Pertempuran ini melibatkan antara istana barat yang dipimpin oleh Wikramawardhana melawan istana timur yang dipimpin Bhre Wirabhumi.

 

Dalam Paraton, dijelaskan awal mula munculnya keraton baru di Pamoton yang terletak di timur Kerajaan Majapahit pada tahun 1376. Keraton tersebut dipimpin oleh Bhre Wengker alias Wijayarajasa, suami Rajadewi yang diduga ingin menjadi Raja Majapahit.

 

“Rajadewi merupakan bibi dari Raja Hayam Wuruk yang nantinya mengadopsi Bhre Wirabhumi,” tulis dalam laman Kompas.

 

Di sisi lain, Bhre Wirabhumi merupakan putra dari Hayam Wuruk dari selirnya yang kemudian dinikahkan dengan Nagarawardhani, cucu Rajadewi. Setelah Wijayarajasa wafat, Bhre Wirabhumi diangkat sebagai raja istana timur.

 

“Sementara di istana barat, tahta Hayam Wuruk diserahkan kepada menantunya, Wikramawardhana,” jelasnya.

 

Ketegangan mulai terjadi antara istana timur dan barat setelah Nagarawardhani diangkat oleh Bhre Wirabhumi sebagai Bhre (Adipati) Lasem. Sementara Wikramawardhana juga mengangkat istrinya, Kusumawardhani sebagai Bhre Lasem.

 

Setelah Kusumawardhani dan Nagarawardhani meninggal pada 1400, Wikramawardhana segera mengangkat menantunya, istri Bhre Tumapel sebagai Bhre Lasem. Pengangkatan itu memancing pertengkaran sengit antara Bhre Wirabhumi dan Wikramawardhana.

 

“Perang Paregreg yang meletus pada 1404 disebabkan oleh perselisihan antara Bhre Wirabhumi dan Wikramawardhana yang kian memanas,” ucapnya.

 

Sesuai namanya yakni Paregreg yang berasal dari istilah dalam bahasa Jawa Kuno yaitu bertahap. Peperangan ini terjadi dalam beberapa tahap dengan tempo lambat. Hal ini menjelaskan mengapa perang berlangsung dari 1404 hingga 1406.

 

Perang saudara ini berjalan secara bertahap dengan kemenangan yang terjadi silih berganti. Hingga akhirnya di tahun 1406, Perang Paregreg dimenangkan oleh istana barat yang dipimpin oleh Bhre Tumapel, putra dari Wikramawardhana.

 

“Walau peperangan sudah usai, ternyata pertikaian antara dua istana itu masih menyebabkan dampak luar biasa pada Kerajaan Majapahit,” jelasnya.

 

Dampak perang saudara ini tidak main-main, karena membuat banyak daerah melepaskan diri dari Majapahit. Hal ini bermula dari wilayah di luar Pulau Jawa yang terus diikuti beberapa daerah lainnya.

 

Perang yang berlangsung dua tahun ini pun menimbulkan banyak korban. Korban yang jatuh dalam Perang Paregreg bukan hanya berasal dari pasukan perang tetapi juga orang asing yang sedang berdagang.

 

Jatuhnya korban orang asing membuat Wikramawardhana harus membayar ganti rugi dalam jumlah besar. Padahal saat itu ekonomi Majapahit sudah menurun akibat peperangan yang panjang.

 

Hal yang akhirnya memicu kehancuran Majapahit adalah lemahnya kemampuan Wikramawardhana dan para penerusnya. Mereka tak bisa membangkitkan kejayaan Majapahit seperti masa lalu. (int)

Baca Juga : Kapas Biru, Salah Satu Air Terjun di Lumajang
Bagikan :