Wisata

Wisata Kampung Peneleh Surabaya

Wisata Kampung Peneleh Surabaya
dok nativeindonesia

SURABAYA, PustakaJC.co  - Kampung Peneleh berada di kawasan Jalan Peneleh, Surabaya. Kampung Peneleh merupakan kampung tertua di Kota Surabaya. Juga disebut sebagai perkampungan tertua di pinggiran Sungai Brantas.

 

Dikutip dari buku Oud Soerabaja tahun 1932, Peneleh disebut perkampungan tertua di Surabaya karena berada di hilir Sungai Brantas yang sejak zaman dulu menjadi pusat transportasi masyarakat.

 

1. Kampung Kelahiran Presiden Pertama Indonesia

Presiden pertama Indonesia Ir Soekarno lahir di Kampung Peneleh. Tepatnya di Jalan Pandean IV Nomor 15, Kelurahan Peneleh, pada 6 Juni 1901.

 

Dikutip dari laman resmi Pemkot Surabaya, rumah yang menjadi tempat tinggal Soekarno saat itu dijadikan cagar budaya nasional. Tepat di depan rumah Soekarno dulu, sekarang diberi tulisan "Di sini tempat kelahiran Bapak Bangsa Ir. Soekarno, Penyambung lidah rakyat, Proklamator, Presiden Pertama RI, Pemimpin Besar Revolusi".

 

Tak heran masyarakat menjuluki kampung Peneleh dengan nama "Kampung Soekarno".

 

2. Tempat Tinggal HOS Tjokroaminoto

Dahulu pada September 1907, salah satu Guru Bangsa Indonesia HOS Tjokroaminoto tinggal di kawasan Peneleh, Gang VII Nomor 29-31. Rumah itu ditempati HOS Tjokroaminoto bersama istrinya Soeharsikin dan kelima putra-putrinya, yang bernama Oetari, Oetarjo Anwar, Harsono, Islamiyah, dan Sujud Ahmad.

 

Dikutip dari laman CNN Indonesia, rumah Tjokroaminoto juga sering dijadikan tempat bertukar pikiran dengan Soekarno, Tan Malaka, dan para pemikir muda lain yang masih menjalani pendidikan di Hogere Burger Scholl, Surabaya.

 

Layaknya rumah indekos, di kediaman itu pula Tjokroaminoto menampung anak muda yang sedang menempuh pendidikan milik Pemerintah Hindia Belanda. Rumah ini menjadi sejarah perjuangan.

 

3. Masjid Peninggalan Sunan Ampel

Masjid Jami berlokasi di Gang V Peneleh. Masjid ini digadang-gadang sebagai masjid tertua di Surabaya.

 

Masjid tersebut didirikan Sunan Ampel. Masjid Jami juga merupakan tempat lahir Laskar Hizbullah untuk mempersiapkan taktik perang untuk melawan Belanda.

 

4. Makam Kaum Eropa

Makam kaum Eropa bernama De Begraafplaats Peneleh Soerabaja dibangun sekitar 1814, dengan luas tanah sekitar 4,5 hektare. Terdapat kurang lebih 15.000 makam kaum Eropa yang bermukim di Surabaya.

 

5. Sumur Jobong Majapahit

Sumur Jobong Majapahit terletak di Pandean Gang 1, Kampung Peneleh. Dilansir dari laman Kominfo Jatim, saat ini sumur tersebut sudah didesain sedemikian rupa oleh Pemkot Surabaya, dengan penutup sumur yang bertuliskan bahwa Sumur Jobong ini terbuat dari bahan terakota.

 

Sumur Jobong banyak terdapat pada situs-situs permukiman pada masa Hindu Budha, khususnya di Trowulan, yang merupakan bekas Ibu Kota Majapahit. Mantan Wali Kota Surabaya Risma menyebut ada cerita bahwa Kota Surabaya dulu bernama Ujung Galuh.

 

"Dengan adanya bukti-bukti sejarah ini, maka berarti betul bahwa Surabaya itu jadi kota pada zaman Majapahit," kata Risma dalam keterangan tertulis, Rabu (22/5/2019).

 

6. Kampung Kuno

Apa bukti Kampung Peneleh disebut sebagai kampung kuno? Terdapat ciri-ciri kampung kuno, yaitu banyaknya makam di tengah pemukiman warga.

 

Pada zaman dahulu, banyak warga Peneleh yang membuat makam di sekitaran pemukiman. Tetapi, saat ini jejak itu sudah mulai hilang karena tertutup rumah-rumah penduduk.

 

Tapi jangan khawatir, apabila kamu masuk ke Kampung Peneleh, masih bisa melihat makam-makam di tengah pemukiman Gang VII Peneleh. Posisi makam-makam itu melintang di tengah jalan perkampungan. (int)

Baca Juga : Solo Traveling Tanpa Cemas! 4 Negara Ini Aman untuk Perempuan
Bagikan :