Wisata

Tari Remo Jombang, Tradisi dalam Budaya Penyambutan Tamu

Tari Remo Jombang, Tradisi dalam Budaya Penyambutan Tamu
Dok jombangkab

 

Saat menghadapi kemarau yang berkepanjangan, Cak Mo mencari sumber penghasilan lain. Dengan keahliannya dalam menari, ia mengenakan pakaian serupa Jathilan dan berkeliling dari desa ke desa untuk menampilkan tari ini, diiringi oleh musik kenong yang ditabuh oleh istrinya.

 

Cak Mo menggabungkan gerakan dari tarian Jathilan, warok, dan Tayub, serta menyanyikan kidung tembang dan parikan. Kombinasi ini menarik minat penonton, hingga ia dan istrinya diundang ke Surabaya untuk menjadi bagian dari tim kesenian Ludruk sebagai bagian pembuka pertunjukan.

 

Karena kemiripan gerakannya dengan tarian Reog Ponorogo, orang-orang lebih mengenal tarian ini sebagai Reyoge Cak Mo, yang kemudian disingkat menjadi Tari Remo.

 

Sejarahnya menunjukkan bahwa Tari Remo pada awalnya hanya ditampilkan oleh penari laki-laki. Hal ini berkaitan dengan alur cerita yang dihadirkan dalam tarian ini. Umumnya, pertunjukan Tari Remo menggambarkan kisah seorang pangeran yang menghadapi medan pertempuran. Oleh karena itu, sisi maskulin dari penari sangatlah penting dalam membawakan tarian ini dengan sempurna.

Baca Juga : 7 Kota Terdingin di Indonesia yang Bikin Betah dengan Suhu Sejuknya
Bagikan :