Wisata

Panataran, Candi Masa Akhir Majapahit

Panataran, Candi Masa Akhir Majapahit
Dok wikipedia

 

Saking ramainya, Bhujangga Manik yang telah menyelesaikan belajar Kitab Dharmmaweya dan Pandawa Jaya segera undur diri dari Candi Panataran. Ia tak tahan dengan bisingnya lonceng, riuhnya suara mantra, aroma dupa, dan wewangian bunga.

 

Berbekal diari Bhujangga Manik dapatlah diketahui kisah senja Candi Panataran. Bangunan suci tersebut tak lagi diperhatikan oleh raja, tetapi masih saja ramai manusia. Memang benar jika rakyat Blitar taat akan agamanya.

 

Saat sang penguasa tak lagi mengucurkan sumbangan pengelolaan candi, mereka mampu berswadaya. Mungkin saja rakyat Blitar teringat akan kisah mula pengelolaan candi tersebut.

 

Raja Kertajaya pada tahun 1119 tidaklah mengakuisisi kepemilikan Candi Panataran. Ia hanya berbuat baik dengan membebaskan tanah Panataran dari pajak negara. Permasalahan pengelolaan candi tetap menjadi kewenangan masyarakat Blitar, khususnya empat lurah yang menerima anugerah raja tersebut.

 

Berkat usaha keras moyangnya, percandian Panataran mampu bertahan lebih dari 400 tahun. Bahkan, ketika kerajaan berganti, Candi Panataran masih tegak berdiri dan ramai dikunjungi. (int)

Baca Juga : Pacinan, Jejak Sejarah yang Mulai Pudar
Bagikan :