Pada kesempatan berbeda, Ketua DPRD NTB Hj Baiq Isvie Rupaeda mengatakan bahwa pembangunan ini bagi masyarakat tidak ada persoalan, yang penting komitmen dari pemerintah untuk memastikan warga mendapat manfaat dari fasilitas itu. Apalagi keberadaan kereta gantung ini dinilai sebagai terobosan untuk mempermudah layanan wisata yang pada akhirnya dapat meningkatkan kunjungan wisatawan.
“Jika wisatawan meningkat maka yang dapat menerima manfaatnya tentu masyakat sekitar,” tambahnya.
Menyoal pembangunan kereta gantung ini, Dewan Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia NTB, Dwi Sudarsono, menyarankan agar pemerintah NTB mengkaji AMDAL secara mendalam mengingat Gunung Rinjani merupakan kawasan geopark yang sudah masuk UNESCO. “Jadi harus jeli komisi Amdal-nya, jangan sampai kebobolan. Kita tahu sama-sama ini kawasan hutan, kami minta lebih hati-hati mengkaji dampak lingkungannya dan harus lebih ketat,” ujar Dwi.
Menurut pendapat Dwi, terdapat perbedaan karakter di lokasi yang akan dibuat kereta gantung tersebut. Ia menilai, lokasi di Rinjani ini lebih sulit dan rentan merusak ekologi. Berbeda dengan kereta gantung di Swiss yang gunungnya bersalju dan keras. Sedangkan di Rinjani adalah kawasan hutan dan agak susah membongkar lokasi untuk pembuatan tower kereta.