Jatmiko menambahkan sejak ditetapkan sebagai salah satu desa wisata pada 2002 lalu, kawasan itu semakin ramai dikunjungi. Dia mencatat tidak kurang 300 orang dalam sehari melakukan studi banding.
Sementara itu, sejak 2010 pemerintah desa mulai menggerakkan pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna untuk mengelola paket wisata arung jeram, berkuda, dan sepeda gunung di kawasan itu. (int)