Wisata

Jejak Perdagangan Internasional di Aliran Sungai Brantas

Jejak Perdagangan Internasional di Aliran Sungai Brantas
dok tapak id

 

“Namun jika dahulu perahu tambang murni digerakkan dengan tenaga manusia, kini Mulyadi dan teman-temannya mendapat tenaga tambahan dari mesin diesel,” tulis Idha Saraswati dan Abdul Latief dalam Tanah Air: Jejak Perdagangan Internasional di Brantas terbitan Kompas.

 

Para penumpang yang ikut menyeberang ditetapkan tarif Rp1.000, selama sekitar 10 menit ikut menyeberang. Dia bekerja mulai pukul 07.00 hingga pukul 14.00 dilanjutkan dari pukul 19.00 hingga 06.30.

 

Disebutkan pada masa kerajaan dahulu, fungsi penyeberangan dengan perahu tambang yang disebut sebagai penambangan itu sangat vital karena menghubungkan wilayah pusat dan daerah.

 

“Oleh karena itu, posisi tukang tambang seperti Mulyadi lebih dimuliakan,” paparnya.

Idha menuliskan pada masa itu, Sungai Brantas jauh lebih lebar daripada saat ini. Perahu tambang menghidupkan aktivitas perdagangan antardaerah. Pasar dan pusat pemerintahan di daerah biasanya tumbuh di sekitar lokasi tambangan.

Baca Juga : Wisata Agro Edukasi Imogiri, Tawarkan Pengalaman Jadi Petani
Bagikan :