Paradoks lain yang juga hadir di Keraton adalah Gedong Sarang Boyo (bar tempat minum bir) yang dibangun HB VIII untuk otoritas Belanda yang datang ke Keraton untuk berbagai kepentingan, termasuk menyaksikan tari-tarian.
Meski gedung ini kini telah menjadi gudang, sesaji tetap dipasang di bawah dua payung kayu. Sesaji adalah cara simbolis magis masyarakat Jawa menghilangkan hal-hal negatif dari sesuatu.