Wisata

Yogyakarta: Bentangan Kota dengan Selimut Mitos yang Mengelilingi

Yogyakarta: Bentangan Kota dengan Selimut Mitos yang Mengelilingi
Dok berita99

YOGYAKARTA, PustakaJC.co - DI Yogyakarta sebagai kota pendidikan, masih juga merawat mitos untuk tetap hidup bersama mereka. Karena itu, tugu yang berdiri di tengah jalan tidak pernah kesepian meskipun pada dini hari.

 

“Mitos baru selalu lahir dari tugu. Paling terbaru adalah menyentuh aksara Jawa di Tugu untuk mempercepat kelulusan,” tulis Anton Wisnu Nugroho dalam Tanah Air: Merawat Paradoks, Merawat Indonesia yang diterbitkan Litbang Kompas.

 

Guru Besar Sejarah Universitas Gadjah Mada, Djoko Suryo menyebut tidak ada ketegangan untuk paradoks di Tugu yang merupakan bagian dari garis imajiner tegak lurus yang menghubungkan Laut Selatan, Keraton Yogyakarta, dan Gunung Merapi.

 

Laku hening bisa berjalan di tengah tawa cekikikan. Yogyakarta bisa menampung semua. Kemampuan mengelola paradoks itu memang dicita-citakan sejak Keraton Ngayogyakarta dibangun Pangeran Mangkubumi atau Raden Mas Sujana seusai Perjanjian Giyanti (1755).

Baca Juga : Ini Desa Wisata Favorit di Sleman yang Cocok Untuk Edukasi
Bagikan :