YOGYAKARTA, PustakaJC.co - Gubernur DIY Sri Sultan HB X meminta seluruh pejabat forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda) DIY untuk terlibat menjadi pemain ketoprak jelang tutup tahun ini.
Sultan menjelaskan pementasan ketoprak yang rencananya digelar jelang akhir 2022 ini diharapkan tidak sekadar menampilkan seniman profesional, akan tetapi juga para pejabat di lingkungan DIY. Adapun pejabat yang dimaksud seperti dari kalangan TNI, Polri, bupati dan lembaga pemerintahan lainnya.
“Ketoprak tetapi tidak sekadar pemain profesional tetapi bapak TNI Polri sama pejabat sama profesional ada Rektor, Bupati harapannya bisa bermain bersama di ruang terbuka di hadapan publik,” kata Sultan dikutip dari laman resmi pemprov diy, jogjaprov.go.id, Kamis, (1/12/2022)
Tujuan pementasan melibatkan pejabat di hadapan publik itu untuk membangun kedekatan dengan masyarakat. Meski tidak semua pejabat pimpinan hadir dalam rapat tersebut, tetapi HB X sudah menyampaikan harapan terkait kesedian para pejabat menjadi pemeran dalam pentas ketoprak.
“Karena ini untuk membangun kedekatan antara pejabat dengan masyarakat. Kami approach bapak dan ibu [pejabat] punya kesediaan untuk bisa bermain, biar pun hari ini ada sebagian yang tidak bisa rawuh karena tugas keluar kota,” ucap Raja Kraton Ngayogyakarta ini.
Adapun pelaksanaan pementasan Ketoprak tersebut rencananya digelar di dua pilihan lokasi yaitu di Monumen Serangan Umum 1 Maret atau di Gerbang Barat Kepatihan yang keduanya masih di kawasan Malioboro. Sultan menyerahkan sepenuhnya kepada penyelenggara dengan menyesuaikan para pemeran tersebut kira-kira yang menurutnya paling nyaman. Selain itu dapat diakses dan dinikmati masyarakat di kawasan Malioboro.
“Kami berharap Desember sebelum tutup tahun bisa pentas dengan dua pilihan, nanti tergantung bapak ibu yang bermain itu merasa nyaman di mana, apakah di SO 1 Maret atau Regol Kepatihan bikin panggung, jadi masyarakat busa sambil duduk di jalan Malioboro,” kata Sultan.
Sultan mengatakan terkait dengan cerita tidak harus yang muluk-muluk akan tetapi bisa karangan secara umum saja dan dapat diperankan oleh pelaku amatiran. Jika pejabat tidak menguasai Bahasa Jawa, pakai Bahasa Indonesia pun tidak masalah. Para pejabat ini akan berlatih perdana di Dinas Kebudayaan DIY pada 18 November 2022.
“Harapan hanya kendekatkan saja, bebas, alur ceritanya memang ada tetapi dialognya bebas saja. Misal lali boso jowo ya basa Indonesia ra popo, paling hanya ditertawakan saja, tetapi tertawa publik bagian dari ketoprak itu sendiri, enggak apa-apa. Yang penting membangun relasi dengan publik,” ungkap Sultan. (int)