Anggota Dewan Kebudayaan DIY ini juga menyebut ketoprak merupakan sarana yang tepat untuk mendekatkan pejabat dengan rakyat. “Karena ketoprak adalah seni tradisi yang paling dekat dengan masyarakat. Oleh karenanya, bahasa yang digunakan dalam dialog bisa menggunakan bahasa Indonesia. Pendukung yang terlibat dan bukan etnis jawa, tetap bisa terlibat dalam perumusan naskah dialognya,” ungkapnya.
Ia pun mengamini harapan Ngarsa Dalem bahwa nantinya interaksi antara pejabat dan masyarakat dapat lebih terbangun. “Mungkin tidak terduga bahwa nanti pejabat akan tampil di ruang publik dan bisa diakses bagi siapapun dan melihat merek bermain ketoprak. ini suatu hal yang sangat langka di akhir tahun ini dan semoga masih bisa berlangsung di masa yang akan datang,” tutupnya. (int)