Ketika itu dengan dibukanya lahan-lahan untuk hutan tidak lain guna mendukung kepentingan Pemerintah Belanda. Kala itu, Pemerintah Belanda mengatur dan menetapkan tata cara penebangan hutan yang diatur melalui undang-undang.
Mengingat separuh wilayah Blora berupa hutan, maka berpengaruh pula terhadap tradisi dan budaya masyarakatnya. Penduduk Blora gemar memelihara burung sebagai bentuk gaya hidup terutama laki-lakinya.
Ada juga seni sastra lisan yakni kentrung yang berkembang di daerah lain seperti Kediri dan Tuban. Ajaran yang disampaikan mengandung nilai-nilai kerakyatan yang menonjolkan sifat kesederhanaan, komunikatif, dah humor.
“Kadangkala seni bertutur ini juga membawakan cerita pasemon atau lambang kehidupan manusia yang dibawakan dalam hajatan supitan, ruwatan, sedekah bumi atau acara-acara tertentu yang mengusung program-program pembangunan. (int)