Wisata

Teh, Mimpi Indah Warga Priangan

Teh, Mimpi Indah Warga Priangan
dok boscha

 

Berbeda dengan tanaman kopi yang menimbulkan mimpi buruk. Ryzki berpendapat bahwa perkebunan teh memberikan mimpi yang lebih baik bagi warga Priangan. Hal ini karena pengelola perkebunan teh dilakukan oleh swasta.

 

Orang-orang swasta atau partikulir, jelasnya lebih manusiawi dalam memperlakukan bangsa pribumi, dibandingkan pengelola perkebunan kopi yang dimonopoli pemerintah kolonial beserta jajarannya.

 

Apabila pembudidayaan kopi dilakukan melalui metode tanam paksa, menurut Ryzki, budidaya teh dilakukan secara sukarela oleh masyarakat di Priangan. Hal ini mula-mula dilakukan di halaman rumahnya, lalu disetorkan kepada pihak perkebunan.

 

Pada tahun 1870, perkebunan teh swasta ini mulai membagikan bibit tanaman teh kepada rakyat di desa-desa terdekat. Desa-desa penghasil teh ini lantas kemudian dikenal sebagai “kampoeng daoen”.

 

“Ini menjadi awal bagi penanaman teh rakyat di Jawa Barat,” bebernya.

Baca Juga : Mengenal Lebih Dekat Gunungkidul
Bagikan :