Namun cerita ini hanya sekadar mitos, karena tidak semua masyarakat bisa melihat langsung kucing ini. Sehingga kucing kesayangan dari PB X itu hanya bisa dikagumi oleh masyarakat sekitar.
“Wah ini kucing dewa, spesial, sekti, dan sebagainya. Itu keyakinan yang berkembang di lingkungan masyarakat keraton dan sekitar. Tetapi itu sebuah ungkapan kekaguman. Karena bentuk kucingnya bagus,” imbuhnya.
Tidak hanya dikagumi semasa hidup, setelah mati dan dikubur di Tanjunganom, kucing candramawa peliharaan Raja Solo itu kerap diziarahi sejumlah masyarakat. Mereka kebanyakan adalah petani yang tinggal di Grogol dan sekitarnya.
Selain itu dahulunya kawasan ini diduga bekas makam klangenan atau hewan-hewan dari Keraton Surakarta. Pasalnya, saat menggali tanah untuk bangunan ditemukan kerangka hewan. Kini lahan tersebut telah beralih fungsi menjadi Jalan Raya Solo Baru.
“Sudah lama ini. Dahulu juga pemakaman hewan keraton. Paling lama (makam) ini karena enggak berani dipindah. Yang lain sudah dibangun (diganti bangunan),” ungkap Mujo warga asli Tanjunganom yang dipaparkan Kumparan.