Menurut Dani, kucing yang dikubur tersebut berjenis kelamin betina. Sedangkan saat disinggung dari mana asal kucing kesayangan PB X itu, dirinya tidak mengetahui persis. Namun dia menduga kucing jenis persia tersebut diimpor.
Dani juga tidak mengetahui kapan Nyai Tembong mati. Di sisi lain, dia menjelaskan bahwa pada masa itu, hewan peliharaan seperti kucing candramawa sudah mendapat tempat di hati masyarakat Solo.
“Di majalah Kejawen disebutkan pada tahun 1931 kucing itu masih ada atau masih hidup. Matinya tahun berapa enggak tahu. Sedangkan Sinuhun PB X sendiri seda (meninggal) pada tahun 1939,” katanya.
Semasa hidupnya, kucing Nyai Tembong memang memiliki sejumlah mitos. Ada keyakinan kata Dani, Nyai Tembong akan membuat lemas hewan yang dilihatnya. Adanya Nyai Tembong membuat lahan serta kandang menjadi bersih dari hama yang mengganggu.