Pada kegiatan yang dihelat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI itu, Paku Alam mengatakan pendidikan dan kebudayaan telah menjadi dwitunggal fondasi kehidupan di Yogyakarta sejak berabad silam. "Apabila menelusuri lorong sejarah, Yogyakarta lahir dari nilai keberagaman dan embrio toleransi," kata dia.
Salah satu contohnya, yakni Candi Prambanan yang telah menjadi saksi indahnya rajutan toleransi antar agama pada peradaban masa lampau. "Beranjak ke periode yang lebih kontemporer, wilayah Kota Baru di Kota Yogyakarta menjadi simpul toleransi antara umat Islam dan Katolik, dimana Masjid Syuhada terletak segaris dengan Gereja Katolik Santo Antonius Padua," kata Paku Alam.
Kedua entitas agama tersebut, ujar Paku Alam, dapat hidup secara damai, mewarnai dan memperkuat budaya toleransi Yogyakarta masa kini.