Wisata

Boven Digoel, Neraka Pengasingan Bung Hatta dan Sjahrir di Papua

Boven Digoel, Neraka Pengasingan Bung Hatta dan Sjahrir di Papua
dok th

 

Karena telah menunjukkan gejala-gejala awal stres. Hatta menjaga kewarasannya dengan membaca dan menulis. Saat menuju Digoel, bukunya memang diangkut dalam belasan peti. Dia juga mengajarkan filsafat, ekonomi maupun sejarah pada para tahanan yang bersedia.

 

Dari pengasingan ini, Hatta menceritakan nestapa para orang-orang buangan di Digoel melalui tulisannya. Selanjutnya tulisan ini dia kirim ke koran Jakarta maupun Belanda. Karena itulah Hatta dan Sjahrir dipindahkan ke Pulau Banda Neira di Maluku untuk meredam kritik.

 

Pada saat Jepang menduduki Indonesia dan juga pecahnya Perang Pasifik, para tawanan Boven Digoel dipindahkan atau dialihkan oleh Belanda ke Australia. Pemindahan ini dikarenakan pihak Belanda kekhawatiran akan memberontak jika tetap berada di Digoel.

 

Akhirnya Digoel ditutup tahun 1943, karena pemerintah Hindia Belanda di pengasingan Melbourne, Australia menjadi sangat ketakutan tentang kemungkinan para tahanan dibebaskan oleh Jepang.

 

Harry Poeze dalam PKI Sibar mencatat Belanda dalam kekalahan yang memalukan ini memboyong serta 542 digulis untuk ditempatkan ke Kamp Penghuni dan Tahanan Perang Cowra di New South Wales.

Baca Juga : Derinkuyu, Kota Bawah Tanah Misterius yang Menyimpan Sejuta Rahasia
Bagikan :