“Tidak ada badai di wilayah ini, namun sesekali terjadi. Hembusan angin kencang dari barat laut kadang-kadang menyerang tempat tinggal dan juga banjir yang disebabkan oleh hujan lebat, yang kemudian merusak jembatan, dan jalan, tetapi ini tidak sering terjadi.”
Kondisi topografi dengan elemen pegunungan yang dominan juga mengindikasikan lanskap hutan yang luas terdapat di kawasan Malang. Hutan yang menutupi kawasan Malang secara umum termasuk tipe hutan hujan tropis dengan salah satu cirinya hijau sepanjang tahun.
Beraneka ragam jenis tanaman menyusun vegetasi hutan di kawasan Malang. Bedasarkan laporan Thomas Stamford Raffles, hutan di kanan-kiri jalan dari arah Pasuruan menuju ke Lawang banyak didominasi pohon beringin, sedangkan tidak jauh dari puing-puing Singosari terdapat juga area hutan jati.
Data tahun 1815 dari Raffles menyebutkan bahwa area hutan jati di Malang mencapai luas 275 jung (satuan ukuran tanah pada era feodal), sementara hutan lainnya (non-jati) meliputi area seluas 701 jung. Sebagai bagian dari hutan hujan tropis, dapat dipastikan bahwa banyak jenis tanaman yang membentuk vegitasi hutan kawasan Malang.
Misalnya dalam laporan Bisschop Grevelink, disebutkan sejumlah tanaman, antara lain glogo, lontar, gebang, kelapa, rotan, bambu, waru, gayam, nibong, jati ambalo, kesumba, asam, sonokeling, sonokembang, surin, dan lain-lain.