Pencarian ilmunya tak berhenti. Ia mengembara ke Sudan, Mesir, Suriah, dan Lebanon. Di Mesir, ia berguru kepada Imam Zahid Al-Kautsari yang dijuluki "Imam Asy’ari akhir zaman". Di Suriah, ia mengambil sanad dari ulama seperti Syekh Abdul Aziz Uyun Assud dan Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah. Di Lebanon, ia belajar kepada Mufti Beirut, Syekh Muhammad Al-‘Arabi Al-Azuzi.
Di antara sanad tinggi (sanad 'ali) yang diperolehnya datang dari Syekh al-Bajuri dan Sayyid Ahmad Zaini Dahlan. Sedangkan sanad nazil (rendah) ia kumpulkan dari ratusan ulama dan ditulis dalam karya terkenalnya, at-Tsabat al-Kabir dan al-Irsyad bi Dzikri Ba’dhi ma li minal Ijazah wal Isnad.
Sebagai guru, Syekh Hasan melahirkan tokoh besar seperti:
- Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki, pakar hadis dunia;
- Syekh Yasin al-Fadani, dijuluki Musnidul ‘Ashr;
- TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid, pendiri Nahdlatul Wathan.