Namun, sistem kerja di perusahaan itu tidak memberikan kepastian penghasilan. Ia hanya menerima bayaran sekitar Rp35 ribu per hari, dan jumlah pemasangan tidak menentu setiap harinya. Merasa memiliki keterampilan dan keyakinan lebih, ia memutuskan keluar dan kembali mandiri.
"Tekad saya mengembangkan usaha saya sendiri dengan pengalaman yang ada. Saya luaskan klien melalui relasi yang pernah terjalin sebelumnya," katanya.
Dunia politik menjadi bagian penting dari perjalanannya. Klien politik pertamanya berasal dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Sejak saat itu, ia mulai mengelola pemasangan atribut kampanye untuk berbagai partai, termasuk Partai Demokrat.