"Silsilah ini menunjukkan bahwa ajaran Tarekat Syathariyah-Sadziliyah yang dibawa Syekh Imam Maghfuro memiliki hubungan kuat dengan pusat keilmuan Islam di Makkah," ungkap KH. Adib Luthfi Hakim.
Ajaran Syekh Imam Maghfuro masih lestari di beberapa pesantren di Purworejo, termasuk Pesantren Al-Ishlah yang menjadi pusat pengajaran Tarekat Syathariyah-Sadziliyah.
"Beliau mengajarkan dzikir-dzikir khusus seperti Shalawat Kubra dan Shalawat Tamlaa'u Khazaa'inallah. Ini menjadi amalan utama para pengikutnya hingga sekarang," tambah KH. Adib.
Syekh Imam Maghfuro bukan hanya penyebar Tarekat Syathariyah-Sadziliyah, tetapi juga tokoh yang diduga memiliki peran dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda. Jejak spiritualnya masih terasa di pesantren-pesantren yang mengajarkan tarekat ini, menjadi warisan penting bagi sejarah Islam di Nusantara.
"Kita perlu terus menggali dan menjaga warisan intelektual dan spiritual para ulama terdahulu agar generasi mendatang memahami peran mereka dalam membentuk sejarah bangsa," tutup KH. Adib Luthfi Hakim. (ivan)