Selanjutnya KH Abdullah Faqih berguru pada KH. Bisri (Tenger), yang mengajarkan ilmu ‘Arudh.
Beliau adalah sosok yang sangat menghormati dan taat kepada guru-gurunya, serta selalu menjaga hubungan baik dengan para ulama.
Setelah menyelesaikan pendidikan agamanya, KH. Abdullah Faqih mendapat amanah untuk mendirikan pesantren. Namun, beliau lebih memilih mengajar anak-anak kecil di sebuah surau kecil bernama At-Tohiriyah di Desa Suci.
Dari sinilah lahir Pondok Pesantren Mambaus Sholihin, yang kini berkembang menjadi salah satu pesantren terkemuka di Indonesia, dikenal dengan pendidikan yang berbasis pada disiplin ilmu agama, bahasa dan tasawuf.