Keteguhan ini berujung pada penangkapan dan penyiksaan yang menyayat hati. Namun, semangat perlawanan pun bangkit. Para santri dan ulama tidak tinggal diam. Kabar keberanian Kiai Hasyim menyebar luas dan menginspirasi banyak orang untuk terus berjuang.
Bukan hanya dalam aspek keagamaan, K.H. Abdul Wahid Hasyim juga berperan besar dalam diplomasi politik. Diceritakan bagaimana beliau berhasil melobi Hitoshi Imamura, petinggi Jepang, demi membebaskan sang ayah dari penjara. Dengan bahasa yang cerdas dan argumentasi yang tajam, beliau berusaha meyakinkan Imamura bahwa menindas ulama hanya akan merugikan kepentingan Jepang di Indonesia.
Dalam sebuah pertemuan yang menegangkan, Imamura menatap beliau dengan tajam dan berkata,
“Tuan Wahid, keberanian Anda luar biasa, tetapi apakah Anda siap menerima konsekuensi dari tindakan ini?”
Beliau tetap tenang dan menjawab, “Tuan, kebenaran selalu memiliki konsekuensi, dan saya siap menghadapinya. Namun, tidakkah Tuan berpikir bahwa menangkap Kiai Hasyim hanya akan menambah kebencian rakyat terhadap Jepang? Bukankah lebih baik jika Tuan justru bekerja sama dengan beliau?” ujar Wachid dengan nada yang sopan