Tokoh

K.H. Abdul Wahid Hasyim Asy'ari dalam Buku Sang Mujtahid Islam Nusantara (12)

Dilema Keikhlasan: Antara Ibadah dan Politik

Dilema Keikhlasan: Antara Ibadah dan Politik
Pondok pesantren tebuireng

 

Hari yang dinantikan pun tiba. Seorang utusan dari pemerintah Hindia Belanda datang ke Tebuireng.

 

Kiai Hasyim menerima tamunya dengan ramah, sebagaimana beliau selalu memperlakukan setiap tamu tanpa membeda-bedakan. Setelah berbasa-basi sejenak, utusan itu akhirnya menyampaikan maksud kedatangannya.

 

“Kami datang untuk menyampaikan penghargaan dari pemerintah kepada Kiai atas jasa-jasanya dalam pendidikan dan dakwah Islam,” ujar sang utusan dengan sopan.

 

Kiai Hasyim tersenyum. Ia mengangguk-angguk, tetapi tidak langsung menjawab. Suasana menjadi tegang.

 

“Bagaimana, Kiai? Sudikah Kiai menerimanya?” tanya utusan itu hati-hati.

 

Kiai Hasyim akhirnya bersuara,

Baca Juga : Jangan Hanya Mengaji Kitab, Tapi Pahamilah Dunia
Bagikan :