Tokoh

K.H. Abdul Wahid Hasyim Asy'ari dalam Buku Sang Mujtahid Islam Nusantara (12)

Dilema Keikhlasan: Antara Ibadah dan Politik

Dilema Keikhlasan: Antara Ibadah dan Politik
Pondok pesantren tebuireng

 

Abdul Wahid, yang sejak tadi termenung, menatap mereka satu per satu. Udara di ruangan terasa berat, semua menanti jawaban pasti.

 

“Saya kira, Kiai Hasyim tak akan menerimanya,” jawabnya dengan tenang.

 

Santri lain bertanya lagi,

 

“Apa alasannya? Bukankah itu penghargaan atas jasa beliau?”

 

Abdul Wahid menarik napas dalam sebelum menjawab,

 

“Abah tahu apa yang terbaik. Menerima penghargaan kompeni sama artinya mengakui mereka sebagai pemimpin negeri ini. Itu adalah bentuk pengkhianatan terhadap para ulama terdahulu yang selalu menentang penjajahan!”

 

Keheningan menyelimuti ruangan. Semua memahami bahwa ini bukan sekadar soal penghargaan, melainkan persoalan prinsip.

Baca Juga : Kenangan Momen Berat saat Perankan Sosok BJ Habibie
Bagikan :