Tokoh

KH Abdul Wahid Hasyim Asy’ari dalam Buku Sang Mujtahid Islam Nusantara (10)

Membangun Kembali Puing-Puing Pesantren

Membangun Kembali Puing-Puing Pesantren
Dok tebuireng

 

Aguk dengan tegas menulis dalam bukunya,menggambarkan semangat membara para santri “Kita bisa kehilangan bangunan, tetapi kita tidak boleh kehilangan keberanian! Lihatlah bagaimana ilmu-ilmu pesantren tidak pernah padam meski dikepung api! Sejarah tidak pernah mengampuni mereka yang menyerah!”

 

Tak butuh waktu lama, gelombang simpati datang dari segala penjuru. Bantuan mengalir bak hujan. Bahan bangunan, uang, makanan, hingga tenaga, semuanya ditujukan untuk membangun kembali Tebuireng.

 

Belanda mulai panik.

 

"Wat zullen we doen? Apa yang harus kita lakukan?" tanya seorang petinggi Belanda.
"Pesantren tidak boleh bersatu!" jawab yang lain.
"Remukkan mereka dengan cara halus. Jangan sampai mereka bangkit kembali."

 

Tapi mereka keliru. Para santri dan ulama justru semakin bersatu. Dalam waktu 20 hari, Pesantren Tebuireng kembali berdiri.

 

"Mereka pikir kita akan menyerah?" tulis Aguk menunjukkan ketegasan kaum santri.

 

"Tidak! Sejarah telah membuktikan bahwa pesantren bukan sekadar bangunan. Ia adalah ruh, dan ruh itu tak bisa dihancurkan dengan api!"

Baca Juga : Legenda Cikal Bakal Gondanglegi Malang
Bagikan :