Tokoh

KH Abdul Wahid Hasyim Asy’ari dalam Buku Sang Mujtahid Islam Nusantara (9)

Kisah Keteguhan Sang Ulama dan Negarawan

Kisah Keteguhan Sang Ulama dan Negarawan
KH Abdul Wahid Hasyim Asy’ari (dok tebuireng)

Oleh: Ivan Febriyanto

 

SURABAYA, PustakaJC.co - Ketika membahas sejarah Islam di Nusantara, nama K.H. Abdul Wahid Hasyim tak bisa diabaikan. Sebagai putra dari Hadratussyaikh K.H. Hasyim Asy’ari, perjalanan hidupnya adalah kisah keteguhan seorang ulama dan negarawan yang menapaki jalan perjuangan demi bangsa dan agama.

 

Lewat buku Sang Mujtahid Islam Nusantara, Aguk Irawan M.N. menghidupkan kembali jejak perjuangan sosok yang bukan hanya seorang santri cerdas, tetapi juga pembaharu pendidikan Islam dan menteri agama pertama Republik Indonesia.

 

Buku ini bukan biografi biasa. Lebih dari sekadar kumpulan kisah sejarah, narasi yang disajikan begitu kaya, dengan gaya bertutur yang memadukan fakta sejarah dengan alur yang mengalir, membuat pembaca seakan diajak berziarah ke masa lalu.

 

Salah satu daya tarik buku ini adalah bagaimana Aguk tidak hanya menghadirkan sejarah dengan pendekatan akademik, tetapi juga membalutnya dengan kisah-kisah yang menggugah hati. Salah satunya adalah kisah Paman Iksan, seorang lelaki yang menyimpan banyak cerita tentang perjuangan, mimpi, dan keyakinan akan kebangkitan Nusantara.

 

Dalam buku ini, Aguk menghadirkan perbincangan-perbincangan yang sarat makna. Seperti dalam percakapan antara tokoh-tokohnya:

 

"Bapak, kenapa orang asing, Belanda, itu kejam pada kita? Lalu, siapa yang akan menolong kita?"

 

Pertanyaan itu seakan mewakili kegelisahan bangsa yang kala itu tengah berjuang mencari pemimpin sejati. Jawaban atas pertanyaan itu tidak datang begitu saja, tetapi hadir dalam sosok K.H. Abdul Wahid Hasyim seorang santri cerdas, pemikir ulung, dan tokoh yang mampu menjembatani agama dan negara.

 

Kisah Paman Iksan dalam buku ini menjadi refleksi dari bagaimana keyakinan dan cerita dari masa lalu bisa membentuk semangat juang di masa depan. Dari dongeng tentang Satrio Piningit, dari kisah-kisah kepahlawanan yang diceritakan di tepi sawah, hingga diskusi tentang mimpi besar Islam di Nusantara semua ini menjadi benih yang kelak akan tumbuh dalam sosok-sosok besar seperti Abdul Wahid Hasyim.

 

Buku ini menggambarkan bahwa K.H. Abdul Wahid Hasyim bukan hanya seorang anak dari ulama besar, tetapi juga "Satrio Piningit" yang lahir untuk membawa perubahan. Pemikirannya tentang pendidikan Islam, peran santri dalam politik, dan upayanya membangun harmoni antara nilai-nilai Islam dan kebangsaan, menjadikan sosok beliau begitu relevan hingga hari ini.

 

Seperti kata Aguk, kisah ini bukan sekadar sejarah. Ini adalah warisan yang harus dihidupkan kembali.

 

Lalu, bagaimana sebenarnya peran dan perjuangan K.H. Abdul Wahid Hasyim dalam perjalanan bangsa ini? Bagaimana kisah masa kecil dan pengaruh dari cerita-cerita lama membentuk pemikirannya yang tajam?

 

Temukan jawabannya dalam Sang Mujtahid Islam Nusantara buku yang akan membawa Anda menyelami jejak seorang ulama visioner, seorang mujtahid sejati dari bumi Nusantara.

Baca Juga : Putra Ajudan Pangeran Diponegoro Pendiri Pondok Krapyak Yogyakarta
Bagikan :