Oleh: Ivan Febriyanto
Bagaimana sebuah pesantren kecil di Tebuireng bisa menjadi pilar besar dalam pergerakan Islam dan nasionalisme?
SURABAYA, PustakaJC.co - Pesantren Tebuireng awalnya hanyalah lembaga pendidikan kecil. Namun, di tangan KH Hasyim Asy’ari dan putranya, KH Wahid Hasyim, tempat ini berkembang menjadi pusat pemikiran Islam yang memainkan peran besar dalam pergerakan nasional.
Keberanian Wahid Hasyim dalam menghadapi tantangan menunjukkan bahwa ulama bukan hanya penjaga tradisi, tetapi juga agen perubahan. Perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Wahid Hasyim membuktikan bahwa Islam tidak hanya menjadi bagian dari sejarah, tetapi juga motor penggerak masa depan.
Buku ini bukan hanya kisah tentang seorang ulama besar, tetapi juga cerminan zaman. Bagi siapa pun yang ingin memahami bagaimana pendidikan pesantren berperan dalam perjuangan bangsa, buku ini adalah referensi yang tak ternilai.
Buku ini bukan sekadar biografi. Ini adalah catatan sejarah yang penuh hikmah, refleksi mendalam, dan inspirasi bagi siapa pun yang ingin memahami hubungan antara Islam, pendidikan, dan kebangsaan.
“Membaca sejarah bukan sekadar mengenang masa lalu, tetapi menemukan jejak langkah untuk masa depan.”
Jangan hanya membaca sejarah, tetapi pelajari, resapi, dan ambil hikmahnya. Buku ini bukan hanya untuk dibaca, tetapi untuk dipahami dan dijadikan pedoman.