Tokoh

KH Abdul Wahid Hasyim Asy’ari dalam Buku Sang Mujtahid Islam Nusantara (7)

Perjuangan Menyatukan Islam dengan Nasionalisme

Perjuangan Menyatukan Islam dengan Nasionalisme
KH Abdul Wahid Hasyim Asy’ari (dok tebuireng)

Oleh: Ivan Febriyanto

 

Menyatukan agama dan negara bukan tugas yang mudah. Namun, Wahid Hasyim berhasil membuktikan bahwa Islam dan nasionalisme bisa berjalan beriringan.

 

SURABAYA, PustakaJC.co - Dalam buku Sang Mujtahid Islam Nusantara, Aguk Irawan menggambarkan bagaimana Wahid Hasyim memainkan peran penting dalam menjembatani antara Islam dan negara.

 

Saat duduk di kabinet sebagai Menteri Agama, Wahid Hasyim menghadapi tantangan dari berbagai pihak. Sebagian kelompok Islam ingin hukum syariat diterapkan secara ketat, sementara kelompok nasionalis khawatir jika Islam terlalu dominan dalam kebijakan negara.

 

Dalam sebuah rapat kabinet, seorang tokoh nasionalis bertanya dengan skeptis:

 

“Kiai, bagaimana mungkin agama bisa berjalan seiring dengan negara yang berlandaskan Pancasila?”

 

Wahid Hasyim tersenyum, lalu menjawab dengan tenang:

 

“Indonesia ini bukan milik satu golongan. Jika kita ingin Islam besar di negeri ini, maka harus hadir sebagai rahmat, bukan ancaman.”

 

Pernyataan ini bukan sekadar jawaban diplomatis, tetapi cerminan dari pemikiran seorang ulama yang memahami realitas politik tanpa meninggalkan prinsip agamanya. Pemimpin yang hebat bukan hanya mereka yang membuat sejarah, tetapi juga yang mampu menjaga keseimbangan dalam perubahan.

 

Buku ini memberikan perspektif yang sangat kaya tentang peran ulama dalam politik dan kebangsaan. Jika Anda ingin melihat bagaimana Islam dan nasionalisme bisa bersinergi dalam membangun negeri, maka buku ini adalah bacaan yang tak boleh dilewatkan.

Baca Juga : Perjuangan Menyatukan Islam dengan Nasionalisme
Bagikan :