“Kiai, sampai kapan kita harus bersabar? Mereka sudah keterlaluan!” ujar salah seorang santri dengan suara bergetar.
K.H. Abdul Wahid Hasyim menatap santri itu dengan mata penuh kebijaksanaan. “Kesabaran itu tidak berarti diam, Nak. Tapi menunggu waktu yang tepat untuk bertindak dengan cara yang benar.”
Para santri dilatih ilmu kanuragan, bukan untuk menyerang, tetapi untuk membela diri dan menjaga ketenangan pesantren. Tujuannya bukan untuk menang dan mengalahkan lawan saja, tetapi lebih pada menegakkan keadilan.