Dari teras rumah, Kiai Cholil memperhatikannya. Setelah beberapa saat, akhirnya ia berseru, “Sekarang, pulanglah! Bawa bayimu kembali ke Jombang.”Ujar Kiai Cholil Bangkalan dalam buku yang di tulis Agus.
Tanpa protes, tanpa keluhan, Nyai Nafiqoh mematuhi perintah itu. Jika sebelumnya, Nyai Nafiqoh mematuhi Kiai Hasyim adalah kepatuhan istri kepada suaminya. Saat ini, Nyai Nafiqoh menunjukkan kepatuhannya kepada sang guru. Inilah wujud tawadlu seorang santri kepada sang guru.
Apa Makna di Balik Ujian Ini?
Momen ini menjadi salah satu bagian paling menggetarkan dalam buku. Mengapa Kiai Cholil memperlakukan Nyai Nafiqoh dengan begitu keras? Apakah ini sekadar ujian keikhlasan? Atau ada pesan spiritual yang lebih dalam?
Bagi pembaca, kisah ini bisa menjadi renungan:
Apakah ujian dalam hidup selalu membawa hikmah tersembunyi?
Bagaimana ketaatan kepada guru dan suami diuji dalam kondisi yang sulit?
Seberapa besar peran kesabaran dalam menghadapi takdir yang belum dipahami?
Aguk menuangkan berbagai hikmah dari kisah perjalanan hidup Kiai Wahid Hasyim dari mulai ia masih berada dalam kandungan sang ibunda, hingga pada titik terakhirnya. Berbagai hikmah kehidupan itu selayaknya menjadi pelajaran berharga dan tauladan sikap bagi pembaca. (van)