“Pertanyaan saya itu seperti zelf-correctie, kritik diri bagi saya,” ujar Kiai Wahid menutup perbincangan dengan sahabatnya itu.
Ada juga kisah menarik Kiai Wahid yang ditulis Aguk dalam bukunya. Yakni ketika terjadinya perombakan kabinet dalam pemerintahan dan nama Kiai Wahid tidak tercantum di dalamnya. Hal ini membuat beberapa orang -pendukung Kiai Wahid- merasa kecewa. Hal ini bertolak belakang dengan Kiai Wahid, beliau cuek dengan tidak adanya Namanya di kabinet baru.
Bagi Sang Kiai, lengser dari tampuk kepemimpinan sebagai Menteri bukanlah hal yang berat. Yang terberat dalam hidupnya adalah menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara, bagi umat dan agama.
Begitulah Kiai Wahid yang diceritakan Aguk. Beliau adalah sosok yang selalu mementingkan kepentingan umat, demi kebaikan umat, bangsa dan negara.