Dalam festival tersebut, UGM menampilkan “Sendratari Gadjah Mada” di bawah arahan Prof. Soedarsono. Beberapa pengurus DEMA, termasuk Prof. Sjafri, turut menghadiri acara tersebut dengan mengenakan jaket almamater baru.
Inilah pertama kalinya jaket ini diperkenalkan kepada publik.
Sebagai seorang antropolog, Prof. Sjafri memahami pentingnya simbol dalam membangun identitas.
Warna jaket almamater UGM yang khas tidak hanya membedakannya dari universitas lain, tetapi juga menjadi cerminan karakter unik UGM.
“Saya bangga menjadi pelaku sejarah terkait dengan warna jaket almamater. Banyak yang mengakui warnanya lain daripada yang lain, dan akhirnya benar-benar menjadi ciri khas UGM,” ujarnya. (int)