Tokoh

KH. Ahmad Warson

Penyusun Kamus Al-Munawwir Pesantren Krapyak

Penyusun Kamus Al-Munawwir Pesantren Krapyak
dok wikipedia tokoh

 

Selain sebagai penyusun kamus, Mbah Warson muda juga aktif sebagai guru yang disukai para santri karena kecakapan dan keramahannya. Pada usia muda, beliau telah memiliki kemampuan yang cukup untuk mengajar berbagai mata pelajaran. Di luar kelas, Mbah Warson menjadi teman sebaya yang ramah bagi para santri. Di Pondok Pesantren Krapyak, beliau mengampu mata pelajaran nahwu, shorof, dan bahasa Inggris. Selain itu, berkat pengetahuannya yang luas, beliau juga mengajar mata pelajaran Tarikh.

 

KH. Warson juga dikenal sebagai seorang yang aktif dalam organisasi, terlihat dari perannya dalam pendirian Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan sebagai pengagas Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU). Salah satu harapan beliau terhadap Nahdatul Ulama (NU) dan para Nahdliyin adalah agar NU dapat berpartisipasi dan menyuarakan pandangan untuk kemajuan bangsa Indonesia. Namun, beliau juga memberi pesan hati-hati dalam berpolitik, dengan mengatakan, “Wong maen politik ki ora maksiat ae wis bejo” (orang bermain politik itu tak bertindak maksiat saja sudah beruntung). Pesannya mengingatkan agar tidak hanya mencari ganjaran, melainkan juga menjauhi perbuatan maksiat saat berkecimpung dalam dunia politik.

 

Tiga tokoh yang telah memberikan kontribusi besar bagi Krapyak adalah KH. Munawwir sebagai pendiri Pondok Pesantren Qur’an pertama di Indonesia, KH. Ali Maksum sebagai bagian dari tim penerjemah Qur’an Departemen Agama serta anggota Konstituante, dan KH. Ahmad Warson Munawwir sebagai penyusun Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia yang terlengkap di Tanah Air.

Baca Juga : Terapi Kesehatan Mental Berbasis Budaya, Kolaborasi Ilmu Psikologi dan Antropologi
Bagikan :