Tokoh

Muhammad Munawwir bin K.H. Abdullah Rosyad bin K.H. Hasan Beshari

Putra Ajudan Pangeran Diponegoro Pendiri Pondok Krapyak Yogyakarta

Putra Ajudan Pangeran Diponegoro Pendiri Pondok Krapyak Yogyakarta
Dok pesantren.id

YOGYAKARTA, PustakaJC.co - Dalam bingkai sejarah Alquran, pasti tak akan bisa dilepaskan dari berbagai peran para guru Alquran dalam proses penyebaran dan pengajaran Alquran. Mulai sejak Alquran itu diturunkan, kemudian ditulis, dikodifikasi, dan disebarkan ke seluruh penjuru dunia, para ulama Alquran menjadi pionir penting dalam tiap proses tersebut. Proses tersebut sejatinya telah dilakukan oleh Malaikat Jibril kepada Rasulullah saw., kemudian secara berangsur ditransmisikan kepada para sahabat, lalu para tabiin dan murid-murid mereka hingga meluas ke seantero dunia sampai masa sekarang.

 

Ketika berbicara mengenai sejarah para qurra’ yang berjasa mendakwahkan Alquran di Nusantara, pasti akan ditemukan seorang ulama besar, yang dikenal dengan nama K.H. Munawwir. Beliau dijuluki sebagai “Mahaguru para Qurra’ Nusantara” berkat jasanya dalam mendakwahkan Alquran dan menjadi sentral dari lahirnya bibit-bibit para ulama Alquran Nusantara yang masyhur dan terkenal sampai sekarang.

 

K.H. M. Munawwir atau biasa disebut Mbah Munawwir memilki nama lengkap Muhammad Munawwir bin K.H. Abdullah Rosyad bin K.H. Hasan Beshari. Ia merupakan putra dari K.H. Abdullah Rosyad dan Nyai Khadijah yang lahir di Kauman, Yogyakarta pada tahun 1870 M.

Baca Juga : Terapi Kesehatan Mental Berbasis Budaya, Kolaborasi Ilmu Psikologi dan Antropologi
Bagikan :