Ketakutan ini muncul saat Aqila berhasil terus melaju hingga ke babak final. Baginya, ini adalah perjuangan yang tidak memberinya pilihan, hanya ada satu tekad, maksimalkan perjuangan. Aqila bercerita, di babak final ini, dia harus kembali bertemu dengan lawan tangguh yang beberapa kali dihadapinya dalam beberapa pertandingan sebelum Sirkuit, Real namanya. Meskipun demikian, Aqila mampu mengatasi rasa takutnya dan menunjukkan performa terbaiknya. Namun, ia kalah dari Real, hingga posisi Juara 1 diraih Real dan Aqila menempato posisi kedua.
Perjalanan Aqila menuju kemenangan tidaklah mudah. Ia berlatih keras selama tiga bulan, setiap hari, dengan jadwal latihan yang padat. "Habis Isya sampai jam 11.00, kadang jam 12.00 malam," ceritanya. Bahkan di hari Sabtu, jadwal latihannya bertambah dengan lari di Kodam siang hari.
"Kesulitan terbesar yang aku hadapi adalah latihan fisiknya berat bagi aku, merasa kecapean," tuturnya
Ia mengaku bahwa kesulitan yang dihadapinya adalah latihan fisik, yang membuatnya sering merasa kecapean. Namun, kelelahan itu terbayar lunas dengan kemenangannya.
Aqila terinspirasi oleh atlet bulutangkis terkenal, Viktor Axelsen dan An Se-young. Keinginannya untuk menjadi atlet bulutangkis terkenal menjadi motivasinya untuk mengikuti kompetisi ini, yang diikuti lebih dari 200 peserta.