Penjual beras malah bersikap reaksioner. Dia marah dan merasa tersinggung sebab mengira supir truk tak mau menerima uang karena nominalnya terlalu sedikit. Sri Sultan segera pergi meninggalkan penjual beras. Sementara perempuan itu masih tak menerima penolakan dan memandang supir tersebut sombong tak butuh uang.
Dengan mulut terus-terusan menggerutu, ada orang yang akhirnya memberitahu penjual beras. Bahwa, sebenarnya supir truk yang marahi habis-habisan adalah Sultan Hamengkubuwana IX.
Saat mendengar ini, penjual beras itu kaget dan pingsan hingga dibawa ke rumah sakit. Kejadian tersebut lantas terdengar ke telinga Sri Sultan. Seketika, Sultan langsung memacu kendaraannya ke rumah sakit dan menjenguk penjual beras tersebut. (int)