Tokoh

Wali Songo (5)

Sunan Kudus: Berdakwah dengan Pendekatan Kebudayaan dan Tanpa Kekerasan

Sunan Kudus: Berdakwah dengan  Pendekatan Kebudayaan dan Tanpa Kekerasan
Dok wikipedia

SURABAYA, PustakaJC.co - Sunan Kudus adalah salah satu ulama Wali Songo yang melakukan penyebaran atau penyiaran agama Islam di tanah Jawa. Ia terkenal sebagai sunan yang mampu menyebarkan agama Islam melalui pendekatan kebudayaan tanpa melakukan kekerasan.

 

Lantas siapa sosok Sunan Kudus? Berikut ini profil Sunan Kudus, asal usul, cara dakwah dan gurunya, dikutip dari buku Sejarah Islam Nusantara oleh Ustadz Rizem Aizid (2016) dan makalah Sikap, Akhlak, Budi Pekerti Masyarakat di Sekitar Sunan Kudus oleh Drs. Edy Nur SS, MM., M.Si. (2018) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

 

Asal Usul Sunan Kudus

Ja'far Shadiq atau yang akrab dikenal dengan Sunan Kudus merupakan salah satu penyebar agama Islam di Pulau Jawa khususnya di daerah Kudus, Jawa Tengah. Sunan Kudus adalah putra dari Raden Utsman Haji alias Sunan Ngudung di Jipang Panolan (letaknya di sebelah utara Kota Blora) dengan Syarifah Dewi Rahil binti Sunan Bonang.

 

Di dalam babad tanah Jawa disebutkan bahwa Raden Utsman Haji yang merupakan ayah kandung Sunan Kudus pernah memimpin pasukan Majapahit. Sunan Ngundung selaku senopati Demak bertarung dengan sengit melawan Raden Husain atau Adipati Terung dari Majapahit. Dalam pertempuran tersebut Sunan Ngundung gugur, sehingga kedudukannya sebagai senopati Demak digantikan oleh Sunan Kudus.

 

Sementara ibu Sunan Kudus merupakan putri dari Sunan Bonang. Ia dilahirkan pada tanggal 9 September 1400M. Dengan demikian Sunan Kudus adalah cucu dari Sunan Bonang, sehingga silsilahnya pun mengikuti silsilah Sunan Bonang, yakni masih beraliran atau keturunan langsung dari Husain bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW.

 

Namun terdapat sejumlah versi lain mengenai asal usul Sunan Kudus. Ada yang mengatakan bahwa Sunan Kudus merupakan cucu Sunan Ampel. Versi lain ada yang menyebutkan bahwa Sunan Kudus merupakan keturunan Persia. Sementara itu ada pula yang menuturkan bahwa Sunan Kudus adalah asli orang Jawa. Akan tetapi jika dilihat berbagai macam versi tersebut yang paling rasional adalah versi pertama yang menyebutkan bahwa Sunan Kudus merupakan cucu Sunan Bonang.

 

Cara Berdakwa Sunan Kudus

Strategi dakwah melalui pendekatan massa.

Melakukan pendekatan berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat

Tidak melakukan atau menggunakan jalan kekerasan

Mengikuti dari belakang terhadap kelakuan dan adat rakyat tetapi diusahakan untuk mempengaruhinya dan memasukan nilai ajaran Islam

Menghindari konfrontasi secara langsung. Dengan prinsip mengambil ikan tanpa membuat keruh airnya

 

Pendekatan Kultural Sunan Kudus

Sunan Kudus dikenal menjadi salah satu pendakwah ulung di Tanah Jawa yang mampu menyebarkan agama Islam dengan cara-cara fleksibel dengan mengambil hati masyarakat non-islam dengan melakukan pendekatan kebudayaan. Sehingga agama Islam mampu diterima dengan baik oleh masyarakat setempat tanpa melakukan tindakan kekerasan. Berbagai macam cara dilakukan oleh Sunan Kudus dalam melakukan pendekatan kebudayaan. Berikut ini pendekatan kebudayaan yang telah dilakukan oleh Sunan Kudus.

 

Larangan menyembelih sapi, hal ini Sunan Kudus lakukan sebagai bentuk menghargai apa yang diyakini oleh umat Hindu yang percaya bahwa sapi merupakan hewan suci sehingga dilarang untuk disembelih. Selain itu Sunan Kudus juga membuat menara layaknya candi. Namun, menara tersebut tidak dijadikan sebagai tempat pemakaman raja atau menyembah roh leluhur melain tempat mengumandangkan adzan.

 

Membuat padasan atau tempat wudhu dengan pancuran berjumlah delapan, hal ini Sunan Kudus lakukan sebagai bentuk upaya melakukan pendekatan terhadap umat Buddha dimana jumlah pancuran tersebut bermakna jalan berlipat delapan atau Sanghika Marga. Selain itu, Sunan Kudus juga memberikan arca kepala kebo gumerang di atas pancuran tersebut.

 

Menyelenggarakan selamatan mitoni, Sunan Kudus tidak melarang acara selamatan atau mitoni yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Namun, Sunan Kudus melakukan perubahan dan memasukan nilai-nilai Islam dalam setiap rangkaian acaranya. Misalnya mengubah permohonan doa kepada dewa menjadi kepada Allah, berharap anak tampan seperti Arjuna atau cantik seperti Dewi Ratih dirubah menjadi tampan seperti Nabi Yusuf dan cantik seperti Maria ibu Nabi Isa. Kemudian menjadi acara tersebut sebagai momen bersedekah dengan berbagi makanan.

 

Melalui sejumlah pendekatan tersebut Sunan Kudus berhasil menarik perhatian dan hati masyarakat Jawa tanpa melakukan tindakan atau cara-cara kekerasan dalam menyebarkan dan mengajarkan Islam kepada masyarakat.

 

Guru Sunan Kudus

Selain belajar dan berguru kepada ayahnya sendiri ternyata Sunan Kudus juga berguru terhadap sejumlah ulama terkenal lainnya. Diantaranya adalah Sunan Ampel, Kiai Telingsing, dan Ki Ageng Ngerang. (int) 

Baca Juga : Keteguhan, Pemikiran, dan Guncangan Kultural
Bagikan :