Tokoh

Wali Songo (2)

Sunan Ampel: Bapak Para Wali

Sunan Ampel: Bapak Para Wali
Dok wikipedia

 

3. Pengaruh Champa di Wilayah Dakwah Sunan Ampel

Sunan Ampel dikisahkan berasal dari Negeri Champa. Oleh karena itu, tradisi keagamaan muslim Champa terlihat pada tradisi keagamaan yang dijalankan masyarakat muslim tradisional di pesisir utara Jawa, yang menjadi wilayah dakwah Sunan Ampel.

 

Tradisi keagamaan Champa Muslim di wilayah dakwah Sunan Ampel di antaranya sebagai berikut:

 

Kebiasaan men-talqin orang mati dengan melakukan kenduri dan memperingati kematian seseorang pada hari ke-3, ke-7, ke-10, ke-30, ke-40, ke-100, dan ke-1000.

Perayaan 1 dan 10 Syuro dengan penandaan bubur syuro. Larangan menyelenggarakan hajat menikahkan keluarga, mengkhitankan anak dan pindah rumah pada bulan Syuro.

Tradisi Rebo Wekasan atau Arba'a Akhir di bulan Safar.

Tradisi Nisfu Sya'ban, paham wahdatul wujud.

Memeriahkan peringatan Maulid Nabi SAW, pembacaan kasidah-kasidah yang memuji Nabi Muhammad, dan ahlul bait, si'iran pepujian yang ditujukan kepada Ali bin Abi Thalib dan keturunannya, dan membaca berbagai wirid.

Memanggil ibunya dengan sebutan 'mak', memanggil kakaknya atau orang yang dianggap lebih tua dengan sebutan 'kak' atau 'kang', memanggil adiknya dengan sebutan 'adhy', menyebut anak laki-laki kecil dengan sebutan 'kachoa' atau 'kachong'.

Mempercayai berbagai jenis makhluk halus, seperti gandarwa, kolong wewe, kuntilanak, pocong, tuyul, kalap, siluman, jin Islam, hantu penunggu pohon, arwah penasaran, dan berbagai takhayul lainnya.

Percaya terhadap hitungan suara tokek, tabu mengambil padi di lumbung pada malam hari, menyebut harimau dengan sebutan 'Yang' atau 'Ong' atau yang bermakna 'kakek' dan sebagainya.

Namun seiring berjalannya waktu, mazhab kaum Champa Muslim beraliran Syiah, sebagai akibat hilangnya orientasi dan diskontinuitas sejarah. Bahkan kebiasaan di atas terpengaruh paham Syiah Zaidiyah.

Baca Juga : Menimbang Hukum Pornografi, Pornoaksi dan Aborsi Dalam Perspektif Islam
Bagikan :