Tokoh

KH Abdul Hakim Mahfudz

Cicit Pendiri NU Nahkodai PWNU Jatim Periode 2024-2029

Cicit Pendiri NU Nahkodai PWNU Jatim Periode 2024-2029
Dok nu

JOMBANG, PustakaJC.co - KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin resmi terpilih jadi Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim masa khidmat 2024-2029. Dia terpilih secara aklamasi dalam Konferensi Wilayah (Konferwil) NU Jatim di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Sabtu (03/08/2024).

 

Yang istimewa, Gus Kikin terpilih Ketua PWNU Jatim bersamaan dengan Hari Lahir (Harlah) ke-125 Pesantren Tebuireng. Tepat di tanggal yang sama tahun 1899, Pesantren Tebuireng resmi berdiri.

 

Hari ini juga, Harlah ke-125 Pesantren Tebuireng mengusung tema '125 Tahun Pesantren Tebuireng Merawat Islam Ahlussunnah wa Al-Jamaah yang Rahmatan lil 'Alamin'.

 

Penetapan Gus Kikin sebagai Ketua PWNU Jatim ini dilakukan dalam Sidang Pleno V Konferwil NU Jatim yang dipimpin oleh H Amin Said Husni selaku Wakil Ketua Umum PBNU didampingi Gus Aizuddin Abdurrahman selaku Ketua PBNU.

 

"Kiai Haji Abdul Hakim Mahfudz ditetapkan sebagai Ketua PWNU Jatim masa khidmat 2024-2029," kata H Amin Said sembari mengetuk palu dalam sidang Pleno V itu dipusatkan di Universitas Hasyim Asy'ari (Unhasy) Jombang.

 

Sebelumnya, Amin Said menjelaskan bahwa dalam NU ada dua mekanisme pemilihan ketua. Pertama, ditempuh dengan acara musyawarah mufakat. Kedua, dilakukan pemungutan suara berdasarkan tata tertib.

 

Mekanisme kedua dilakukan karena ada dua bakal calon Ketua PWNU Jatim, yakni KH Kikin A Hakim atau Gus Kikin dan KH Makki Nashir, yang tak lain Ketua PCNU Bangkalan sekaligus dzurriyah Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan.

 

Dalam sidang penjaringan atau pemilihan bakal calon Ketua Tanfidziyah tersebut, Gus Kikin memperoleh 38 usulan (88%), sedangkan Kiai Makki mendapat dukungan 5 peserta sidang (12%). Dengan ini Gus Kikin dianggap sah sebagai Ketua PWNU Jatim.

 

Sementara Kiai Makki tidak memenuhi syarat sebagaimana tatib Konferwil NU Jatim yaitu minimal memiliki 30% usulan. Adapun total hak suara ialah 43, karena PCNU Banyuwangi tidak memiliki hak suara dan PCNU Kediri tidak hadir.

 

Lalu, siapa sosok Gus Kikin? Simak biografi lengkapnya berikut!

Gus Kikin lahir pada 17 Agustus 1958 di Pondok Pesantren Sunan Ampel, Kabupaten Jombang. Ia adalah anak dari pasangan KH Mahfudz Anwar dan Nyai Hj Abidah Ma'shum.

 

Ia adalah cicit pendiri Nahdlatul Ulama, KH Muhammad Hasyim Asy'ari. Sebab, Abdiah Ma'shum adalah anak dari putri sulung Hasyim Asy'ari, Nyai Hj Khoiriyah Hasyim.

 

Sementara itu, Mahfudz Anwar adalah Pendiri Pondok Pesantren Sunan Ampel Jombang. Mahfudz lahir pada 12 April 1912 dan meninggal pada 20 Mei 1999.

 

Gus Kikin merupakan sepupu KH Anwar Manshur, Pengasuh Tertinggi Pondok Pesantren Lirboyo Kediri sejak 2014.

 

Gus Kikin tidak hanya belajar di Pondok Pesantren Sunan Ampel. Tapi juga di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Seblak di Jombang, yang didirikan oleh kakeknya.

 

Dari tahun 1963-1970, Gus Kikin menerima pendidikan formal di Madrasah Ibtida'iyah Parimono. Ia kemudian bersekolah di SMP Negeri 1 Jombang dari tahun 1971-1973.

 

Kemudian, ia menimba ilmu di SMA Negeri 2 Jombang dari tahun 1974-1977. Gus Kikin lalu pergi ke Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta pada 1975-1979. Pada 2013, ia melanjutkan kuliah di Universitas Terbuka, di jurusan komunikasi.

 

Gus Kikin menjadi pegawai Djakarta Lloyd setelah lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta, dan menjalani praktik pelayaran selama tiga tahun. Pada 1988, saat usianya 30 tahun, ia menjabat sebagai Kepala Cabang Kota Cilegon dari Djakarta Lloyd.

 

Gus Kikin juga mendirikan 5 perusahaan di Kota Surabaya pada tahun 1998, dan membuka kantor di Daerah Khusus Ibukota Jakarta pada 2000. Ia juga mendirikan banyak perusahaan, termasuk Bama Buana Sakti yang bergerak dalam bidang transportasi, Bama Bhakti Samudra yang bergerak dalam bidang pelayaran, Bama Bumi Sentosa yang bergerak dalam kontraktor minyak, Bama Bali Sejahtera yang bergerak dalam teknologi informasi, dan Bama Berita Sarana yang bergerak dalam bidang media televisi. (int) 

Baca Juga : Duta Muda yang Terus Melaju dari Mimbar Debat ke Dunia Komunikasi dan Bisnis
Bagikan :