Tokoh

Bentuk Perhatian Jemaah Perempuan hingga Lansia

Kemenag Kirim Tiga Srikandi Amirul Hajj 1445 H

Kemenag Kirim  Tiga Srikandi Amirul Hajj 1445 H
Mariana Hasbie (kiri), Alissa Wahid (tengah) dan Ariati Dina (kanan), Srikandi Amirul Hajj 2024

Ketika ditanya terkait pembagian fokus dari masing-masing Amirul Hajj, khususnya delegasi perempuan, Ariati menyebut bahwa belum ada pembagian secara spesifik. "Pembagian kerjanya nanti mengikuti tim setelah ini akan rapat," tuturnya.

 

Berikut Profil Singkat Tiga Amirul Hajj Perempuan Tahun 2024

 

Alissa Wahid

Alissa merupakan seorang psikolog dan aktivis sosial yang juga merupakan putri dari mantan Presiden Indonesia, Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Pendiri Jaringan Gusdurian ini merupakan pimpinan Gerakan Keluarga Maslahat NU (GKMNU), sebuah inisiatif yang fokus pada pemberdayaan keluarga melalui pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.

 

Ketua PBNU ini juga dikenal karena dedikasinya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak-anak serta upayanya untuk mendorong nilai-nilai inklusivitas dan toleransi dalam masyarakat. Selain itu, ia juga aktif dalam berbagai organisasi non-pemerintah yang berfokus pada pengembangan masyarakat dan demokrasi. Tahun 2024 ini adalah kali kedua Alissa menjadi salah satu dari tiga anggota Amirul Hajj Perempuan.

 

Mariana Hasbie

Mariana Hasbie adalah salah satu Tenaga Ahli di Kementerian Agama Indonesia. Ia dikenal karena perannya sebagai juru bicara Kementerian Agama RI. Pada musim haji kali ini, Anna, menjadi garda terdepan dalam komunikasi publik di Kementerian yang berkantor di jalan Lapangan Banteng Jakarta Pusat ini.

 

Dalam kapasitasnya ini, Mariana bertanggung jawab untuk menyampaikan informasi resmi dari kementerian kepada publik serta menjelaskan kebijakan-kebijakan yang diambil oleh kementerian tersebut. Anna memiliki latar belakang yang kuat dalam bidang komunikasi dan sering tampil di media untuk memberikan klarifikasi terkait isu-isu agama yang sensitif di Indonesia.

 

Mariana juga aktif dalam berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mempromosikan toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Indonesia.

Baca Juga : Misteri Guru Tarekat yang Diduga Terlibat dalam Perang Diponegoro
Bagikan :